Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jarak Jauh dalam Bidang Budidaya

Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jarak Jauh dalam Bidang Budidaya
Ringkasan Artikel Ilmiah

Jurnal : Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Penentuan Lokasi Budidaya Rumput Laut di Perairan Teluk Gerupuk, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat

Penentuan lokasi budidaya rumput laut penting dilakukan karena rumput laut hidup melekat pada substrat dan tidak dapat berpindah tempat. Rumput laut hidup dengan menyerap nutrien dan melakukan fotosintesis, sehingga pertumbuhannya membutuhkan faktor-faktor fisika dan kimia perairan seperti gerakan air, suhu kadar garam (salinitas), nitrat, dan fosfat serta pencahayaan sinar matahari. Gerakan air berperan dalam mempertahankan sirkulasi zat hara yang berguna untuk pertumbuhan.
Pengumpulan data yang dilakukan pada artikel ilmiah ini dengan cara pengukuran parameter kualitas perairan karena merupakan syarat utama bagi kelayakan suatu lokasi untuk dijadikan lokasi budidaya rumput laut. Berikut ini merupakan kriteria nilai setiap parameter untuk kesesuaian lahan budidaya rumput laut :
 a. Lokasi Pulau Lombok   b. Lokasi Teluk Gerupuk        
Pengolahan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan pembuatan peta tematik menggunakan software ArcView GIS 3.2. Peta tematik di tumpang susun (overlay) dan ditentukan kesesuaiannya. Metode yang dilakukan dalam penentuan lokasi budidaya rumput laut dengan metode long line. Berdasarkan data satelit penginderaan jauh dan SIG sebagai berikut:


Citra satelit yang digunakan adalah citra Landsat 8. Tahap awal pengolahan data satelit penginderaan jauh dilakukan proses koreksi berupa koreksi geometrik dan radiometrik. Koreksi geometrik dilakukan untuk menyamakan posisi pada citra dengan posisi pada bumi menggunakan acuan peta rupa bumi. Koreksi radiometrik dengan nilai digital menjadi nilai radiansi untuk menghilangkan kesalahan sudut elevasi matahari dan jarak matahari bumi pada data yang berlainan waktu.
Nilai suhu perairan yang diperoleh berkisar 29,04-29,69 oC dan masuk kriteria sesuai menurut SNI (2010) yaitu sebesar 26-32 oC. Suhu perairan dipengaruhi oleh radiasi matahari, posisi matahari, letak geografis, musim, kondisi awan, proses interaksi antara air dan udara, penguapan, dan hembusan angin.

Luas wilayah yang memiliki daerah terluas adalah dengan kisaran muatan padatan tersuspensi 5-10 mg/l yaitu 305,49 ha dan yang tersempit adalah 100-150 yaitu 10,53 ha. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, maka nilai kekeruhan juga semakin tinggi. Tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan seperti halnya dengan air laut. Nilai muatan padatan tersuspensi yang sesuai untuk kegiatan budidaya rumput laut adalah 0-20 mg/l, yang cukup sesuai adalah 20-80 mg/l. Nilai MPT di perairan Teluk Gerupuk berdasarkan citra satelit Landsat 8 berkisar 0-200 mg/l.

Wilayah terlindung memiliki luas perairan sebesar 788,21 ha (58,05%), cukup terlindung 56,18 ha (4,14%), dan tidak terlindung 358,15 ha (26,38%). Pemilihan lokasi pada daerah yang terlindung akan mengurangi dampak kerusakan tersebut. Berdasarkan hasil citra satelit, luas wilayah yang terlindung adalah 788.21 ha dan wilayah tersebut sesuai untuk dilakukannya budidaya rumput laut menurut SNI (2010).

Nilai arus yang diperoleh memiliki kisaran 0,01 m/s sampai 0,40 m/s. Lokasi untuk budidaya rumput laut harus terlindung dari arus dan hempasan ombak yang terlalu kuat dan apabila hal tersebut terjadi, rumput laut akan mengalami kerusakan bahkan dapat hanyut terbawa arus. Menurut SNI (2010), kecepatan arus yang sesuai untuk budidaya rumput laut adalah 0.2-0.4 m/s, cukup sesuai sebesar 0.1-0.2 m/s.
Nilai salinitas perairan yang diperoleh dari hasil survei lapang berkisar 31,28-31,91 ppt. Setiap organisme laut memiliki toleransi yang berbeda terhadap salinitas. Lokasi budidaya yang dekat dengan muara sungai perlu dihindari karena dapat mempengaruhi kadar salinitas air. Nilai salinitas yang diperoleh masuk ke dalam kriteria sesuai menurut SNI (2010) yaitu sebesar 32-35 ppt.
Nilai DO atau oksigen terlarut yang diperoleh dari hasil survei lapang memiliki nilai bervariasi pada masing-masing titik. Kisaran nilai DO tersebut adalah 4,59-6,48 mg/l. Walaupun hasil yang diperoleh bervariasi, namun nilai tersebut masuk ke dalam kriteria sesuai menurut SNI (2010) yaitu sebesar 3-8 mg/l.

Kesesuaian lokasi budidaya rumput laut merupakan hasil overlay (tumpang susun) dari hasil peta tematik suhu permukaan laut, muatan padatan tersuspensi, dan keterlindungan, serta informasi arus. Luas perairan untuk wilayah yang sesuai sebesar 342,44 ha (25,22%), cukup sesuai sebesar 190,78 ha (14,05%), dan tidak sesuai sebesar 669,32 ha (49,3 %).

Oleh : Arlina Ratnasari, Kukuh Nirmala, Syarif Budhiman, Emiyati, Bidawi Hasyim

Komentar

Postingan Populer